saikh abu hasan
assyadzili ketika mencari guru wali kutub namanya syaik abdussalam bin
masis, kemudian mendapat petunjuk beliaulah gurunya, waktu itu beliau
syaik sadzili masih muda,
melewati perjalanan pada musim paceklik sehingga
banyak orang mati dipinggir jalan karena dinegeri itu mengalami paceklik,krisis
makanan, ekonomi pinggir jalan banyak orang mati banyak orang sakit melihat
seperti itu mempunyai ucapan ya alloh seandainya saya mempunyai uang semua akan
saya belikan roti untuk saya bagi kepada orang yang kelaparan,
ini namanya
ucapan, jadi orang yang siddiq sama
ucapan hati dan perbuatannya,
inilah perbuatan orang jujur atau as-shidqu
akhirnya ada suara gak ada rupa dipanggil hai ali ranselmu kamu buka ternyata
penuh dengan uang logam dinar langsung semua dibelikan makanan tidak disimpan
sedikitpun dan habis untuk dibelikan makanan untuk dibagikan bagi orang yang
kelaparan di negeri itu, setelah itu ali bin abdulloh syaik abu hasan assadzili
jumatan,
setelah jumatan ditemui nabi haidir, engkau diangkat menjadi wali
alloh dan rata-rata yang diangkat menjadi wali bukan karena banyak solatnya,
banyak wiridannya , baca qur’annya semua yang diangkat oleh alloh karena
dermanya lumannya, orang kaya banyak tahajjud, sholat dhuha, puasa,
tapi pelit bukan itu seharusnya ibadah bagi
orang kaya tapi tasarrufkan hartamu pada orang lain itulah sejatinya ibadahnya
orang kaya. Rosululloh dawuh assakhihhu
aljahulu ahabbu ilalloh minal abidil bahil orang bodoh tapi dermawan lebih
disukai alloh dari pada orang ahli ibadah tapi pelit, jadi rata-rata yang
diangkat jadi wali karena Dermawannya
syaik abdul qodir jailani berkata : ,,,maa
wasoltu ilaa robbii bikiyaami lailin
wasiyaami nahaarin bal wasoltu ilaa robbia bilkaromi wattawaadhu’i wasalaamatis
shodrii,,,
“ aku bisa sambung dengan alloh bukan karena sholat malamku bukan karena puasaku, tetapi aku sambung dengan tuhanku karena karom( dermawan ), tawadhu dan selamtnya hati”
“ aku bisa sambung dengan alloh bukan karena sholat malamku bukan karena puasaku, tetapi aku sambung dengan tuhanku karena karom( dermawan ), tawadhu dan selamtnya hati”
Al-karom (dermawan) setiap memberi pasti
memuaskan tidak peduli jumlah yang diberikan dan tidak peduli siapa yang diberi
No comments:
Post a Comment